Maybi Prabowo, 48, berjalan di sepanjang Jl. Sendowo ke barat, menuju Kali Semarang, pada suatu hari di bulan Februari dengan mendung mendung di atas langit Kota Lama Semarang. Dia berjalan dengan dua ransel di punggungnya dan satu di dadanya, merekam perjalanannya di telepon.
“Saya di Jl. Sendowo,” kata narator. Di masa lalu, jalur trem SJS [Samarang–Joana Stoomtram Maatschappij NV] dari Stasiun Jurnatan ke Bulu melewati daerah ini. Kita lihat saja apa yang bisa kita lakukan tentang itu “Saat syuting film tentang perkembangan lingkungan Little Netherland, katanya.
Stasiun Jurnatan yang sudah tidak ada lagi dibangun oleh SJS, sebuah perusahaan swasta Belanda, dan dibuka pada tahun 1882. Jurnatan kuno juga merupakan stasiun trem yang melayani berbagai titik di Semarang, selain itu juga menjadi titik mula kereta api dari Semarang ke bagian timur, tidak lain yakni Kudus, Juwana, Puti, sampai Jatirogo dan juga Tuban di Jawa Timur.
Maybi melakukan perjalanan ke barat laut dari titik itu untuk memotret jembatan berusia lebih dari 100 tahun. Kereta api biasa melewati jembatan dalam perjalanan ke Pelabuhan Tanjung Emas dari Stasiun Pendrikan, yang sudah tidak ada lagi. Dua video Maybi diposting di saluran YouTube-nya, yang kini memiliki 154.000 pelanggan.
“Saya selalu terpesona dengan peninggalan sejarah. Dengan sedikit teknologi, mereka dapat membangun dengan akurasi sekitar 100 hingga 150 tahun yang lalu, dan hasilnya tahan lama dan kokoh. Dan di gedung-gedung rel kereta api itu banyak,” kata Maybi, seorang karyawan sebuah perusahaan media yang berbasis di Jakarta, setuju.