Seneng rasanya bisa jalan-jalan lagi di alam! Pandemi Corona ini membuat kita lebih menghargai keindahan alam; udara segar, sinar matahari, langit biru, tanaman hijau – hal-hal yang kita gunakan untuk menerima begitu saja.
Setelah terkungkung di rumah 5 bulan, kemarin ke Puncak seneng banget! Berangkat subuh untuk jalan-jalan di kebun teh itu hepinya, padahal sebelum pandemi laki-laki banget ke sana. Hehe! Ini pertama kali juga pake lensa kontak lagi supaya bisa pake kaca mata aviator-nya @rayban dari @optikseis. Pulang-pulang kulit belang matahari malah tambah hepi!
Apakah Puncak rame? Ya namanya juga weekend. Kebanyakan sih orang piknik di pinggir kebun teh, nggak ada yang hiking. Trus, boro-boro ada protokol kesehatan, saya nggak liat ada petugas yang ngecek suhu, kasih disinfektan, hand sanitizer, bahkan di restoran sekalipun ga ada staf yang ngurusin beginian. Jadi kalau mau berwisata, tetap pake masker, cuci tangan dan jaga jarak deh. Buka masker juga pas di alam terbuka dan pas nggak ada orang lain selain teman/keluarga serumah.
Banyak yang bertanya darimana saya mendapatkan keberanian dan sifat seperti ini. Jika diingat ingat lagi, semuanya saya dapatkan dari bapak saya. Seorang sosok yang sangat saya hormati, sosok cinta pertama saya yang selalu memberikan yang terbaik untuk saya. Berkat bapak saya bisa sampai di titik ini dan mudah – mudahan untuk kedepannya saya bisa membuat orang tua saya lebih bangga lagi.
Almarhum Bapak yang mengajarkan saya jadi wanita pemberani, tangguh, tapi tetap rendah hati dan gampang bergaul. Saya ingat nasihatnya dulu yang selalu ‘out of the box’ seperti, “Jadi orang jangan jadi rata-rata air. Kalau di sekolah mending jadi orang pintar atau jadi orang bandel sekalian!” Atau, “Kalau jadi orang baru di suatu tempat, bergaulah sama security atau preman duluan!”
Sejak kecil saya pun dibekali dengan ketrampilan main kartu, main catur, biliard, nonton bola dan tinju, bahkan minum bir sebagai modal gaul. Haha! Bapak saya memang gokil! I miss you, Bapak!