Rektor Unair Patok Penggunaan Vaksin Merah Putih pada 2022

Profesor Mohammad Nasih, Rektor Universitas Airlangga (Unair), optimistis calon vaksin Merah Putih yang sedang dikembangkan para ilmuwan universitas itu akan digunakan dalam kampanye vaksinasi pemerintah tahun depan.

“Karena fase praklinisnya tidak sederhana dan singkat,” kata Nasih dalam keterangannya yang dikutip gamerrelics di Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur, Selasa, “kandidat vaksin tersebut diharapkan bisa bermanfaat sekitar 10 hingga 11 bulan dari sekarang. .”

Guru Besar itu mencatat, pengembangan calon vaksin Merah Putih oleh para ahli universitas negeri yang berbasis di Surabaya itu membutuhkan waktu lama untuk mengoptimalkan tingkat efisiensi vaksin.

“Dari semua tahapan proses, Universitas Airlangga (Unair) tidak akan terlalu terlibat dalam proses produksi vaksin yang sangat besar itu,” ujarnya seraya menambahkan peran universitasnya sebatas pengembangan vaksin.

Menurut Nasih, Universitas Airlangga telah menyelesaikan semua tahapan dan mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Mohon doakan keberhasilan vaksinnya. Semua diminta bersabar. Semoga Vaksin Merah Putih bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat dalam waktu dekat” jelasnya.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya untuk memenuhi permintaan vaksin virus corona di dalam negeri.

Enam kandidat vaksin dapat digunakan sebagai vaksin COVID-19 Merah Putih, menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Sadikin mengatakan pada kesempatan kunjungan kerjanya baru-baru ini ke Kota Jayapura bahwa dua kandidat kemungkinan akan siap digunakan begitu produksi dimulai tahun ini.

Menteri mengakui bahwa Indonesia sedikit terlambat dalam membuat vaksinasi asli — Mera Putih atau Merah Putih — dinamai sesuai bendera nasional, tetapi dia bersikeras bahwa pemerintah telah menunjukkan komitmennya terhadap proyek pengembangan vaksin dengan mengorganisir tim khusus.

Menteri menjelaskan bahwa ketersediaan dosis vaksinasi COVID-19 sangat penting untuk semua negara di dunia karena memungkinkan mereka untuk memilih langkah-langkah mitigasi COVID-19 mereka.

“Vaksinasi COVID-19 sekarang hanya diproduksi di lima negara. Jika salah satu dari mereka menolak untuk memberikan imunisasinya, itu akan menimbulkan masalah” tegasnya.

Untuk itu, kata dia, Kemenkes mendukung upaya percepatan pengembangan calon vaksin Merah Putih agar bisa diproduksi dan digunakan tahun ini.