Mahatma Gandhi yang merupakan tokoh besar di India pernah mengatakan jika sebuah negara bisa maju dan besar terlihat dari bagaimana mereka memperlakukan binatang dengan baik. Mungkin hal ini bisa menjadi tamparan keras bagi pemerintahan Indonesia mengingat begitu lemahnya perlindungan undang-undang terhadap perlindungan satwa-satwa yang dilindungi dan terancam punah. Pengacara kondang seperti Hotman Paris Hutapea juga pernah mengungkapkan jika para anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terlalu lambat dalam membuat berbagai undang-undang yang dinilai sangat penting untuk permasalahan yang bisa berdampak besar keberlangsungan ekosistem maupun moral di republik ini.
Yang menjadi perhatiaan besar adalah begitu banyaknya Sumber Daya Alam termasuk Flora Fauna. Terlebih beberapa Fauna yang terancam punah yang mungkin hanya bisa bertahan puluhan tahun saja jika tidak ditanggulangi dengan cepat. Salah satu Fauna yang begitu familiar terdengar dari pemberitaan adalah Harimau Sumatra yang kabarnya hanya tersisa 400 ekor dengan tersebar di berbagai hutan di Indonesia. Mengapa demikian ? bukankah hutan Indonesia begitu lebat dan luas maka sebenarnya habitat dari Harimau Sumatra tidak akan mudah berpengaruh terhadap kelangsungan hidup mereka.
Perburuan Yang Tidak Manusiawi
Sebenarnya perburuan terhadap satwa yang dilindungi di Indonesia termasuk Harimau Sumatra bukan hal baru, di Afrika saja yang merupakan hutan terbesar dengan populasi begitu banyak satwa yang terancam punah juga mengalami hal yang sama. Dari mulai Singa,Gajah Afrika, Badak Albino, bahkan Buaya Air Tawar juga mendapatkan teror yang sama. Bahkan yang terparah, para pemburu datang dari orang-orang pejabat setempat.
Jika kita telusuri dalam media sosial Youtube, kita hanya menulis KEYWORD HUNT LION maka akan tersaji berbagai video pemburu yang tidak manusiawi melakukan aksi brutal mereka terhadap Singa-Singa Afrika yang tidak bersalah. Satu tembakan pada kepala cukup menjatuhkan sih Kucing besar yang memiliki bobot 149KG-259KG itu.
PBB sendiri sudah meminta setiap negara untuk memperhatikan kelangsungan hutan Afrika, mereka juga membentuk komite luar biasa agar beberapa binatang yang terancam punah itu mendapatkan perlindungan ketat dan di karantina untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka dari para pemburu. Memang sudah banyak komunitas yang tersebar di berbagai negara datang untuk membantu mengevakuasi satwa-satwa berupa memasukan mereka pada berbagai taman satwa di berbagai negara.
Kembali kepada kasus Harimau Sumatera, Harimau khas Indonesia ini juga mendapatkan perlindungan yang sama baiknya dengan satwa-satwa yang terjadi di hutan Afrika. Namun Kementerian Lingkungan Hidup & Sosial dinilai tidak tegas dalam menindak para pemburu yang setiap hari bisa selalu beraksi. Kementerian Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya Bakar juga terlihat diam tak bergeming mengingat begitu banyak kasus yang diungkap oleh aparat kepolisian pada penyelundupan Harimau Sumatera bahkan yang terparah ada bangkai sepasang harimau yang sudah diawetkan yang akan dikirim ke luar negri. Ironis memang mengingat sebagai pejabat dengan jabatan menteri seharusnya memiliki kuasa yang begitu besar untuk menindak para pelaku perdagangan hewan ini.
Belakangan ini pengusaha Tommy Winata yang juga salah satu Konglomerat tengah membangun sebuah Konservasi Harimau Sumatera di daerah Tambling,Lampung. Terobosan bos Sinarmas dan Arta Graha ini dinilai efektif mengingat dirinya mampu untuk mencari solusi demi keberlangsungan hewan yang bisa hidup sampai 40 tahun itu.