Mohon dibaca dari Part 1! Sisi lain dari sebuah perjalanan, karena perjalanan bukanlah tentang keindahan alam saja tetapi kisah setiap orang yang ditemui.
Aku menelan ludah saat melihat penampilan seronok wanita itu. Setelan tanktop berwarna hitam dengan belahan dada rendah dan hot pants pendek membuatku gemetar. Wajahnya hitam manis, khas orang Jawa. Rambut coklat mudanya terurai bebas tak terikat. Tak tinggi tetapi tak juga pendek, sekitaran 1,6 meter. Meskipun terdapat beberapa bekas luka di kulitnya yang berwarna sawo matang, ia tetap percaya diri memancing para pria hidung belang.
.
“Mau ditemani Mas? Sini masuk kedalam.” ajak wanita itu.
.
Sebelum menjawab, aku berpikir dua kali. Apa yang terjadi jika aku masuk? Apa yang akan mereka lakukan, atau malah apa yang akan aku lakukan? Pikiranku berkecamuk dengan segala kemungkinan yang ada. Saya teringat kejadian konyol ketika saya menyusuri suatu jalan dengan embel-embel Red Light District di Phuket, Thailand. Saat itu, saya masuk kedalam sebuah pub yang terletak jauh dari jalan utama karena tawaran menonton Tiger Show, yang ternyata merupakan kesalahan fatal. Untungnya, saat itu aku bersama Vita, teman jalanku selama di Thailand, and thanks to her aku bisa keluar dari pub itu tanpa terjadi sesuatu yang buruk.
Pub yang kudatangi bersama seorang teman bagaikan surganya para setan. Bagaimana tidak, pub itu menjadi rumah bordil terbuka. Dibelakang pub terdapat ruangan khusus eksekusi, bahkan ada beberapa orang yang langsung beraksi di kursi belakang pub. Aku melihat hal itu dengan mata kepalaku sendiri. Bukan lagi via layar smartphone, tetapi melihat secara langsung dan nyata. Untungnya, dengan hadirnya Vita, wanita-wanita itu tampak menjauhiku. Setidaknya, untuk saat ini.
Semenjak kejadian itu, aku agak takut ketika mendatangi tempat-tempat seperti ini. Takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan, Apalagi tempat seperti ini bisa dibilang sarangnya setan. Hal apapun bisa terjadi dalam waktu singkat.
Tetapi, kali ini aku benar-benar penasaran. Sangat penasaran sekali nih.